Makalah Pengertian Psikologi Secara Umum
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi Secara Umum
Menurut asal katanya,psikologi berasal dari kata yunani: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu
jai secara harfiah psikologi berarti ilmu kejiwa namun arti ‘ilmu jiwa “ masih
kabur sekali psikologi adalah ilmu yan sudah mulai berkembang sejak abad 17 dan
18 serta nampak pesat kemajuannya pada abad 20 pada ilmuan adalah bagian dari
pada filsafat sebagai mana pula ilmu yang lain seperti hukum tatanegra maupun
ilmu ekonomi, namun kemudian di pisahkan diri dan berdirinsendiri sebagai ilmu
yang tersendir. Semua itu bersumber dari tuhan yang mahaesa sebagai pencipta
segala sesuatu,dan hasil ciptaan itulah yang menjadi obyek atau sasaran dari
berbagai cabang ilmu pengetahuan. Karenanya sebagai sumber ilmu pengetahuan
adalah tuhan yang Maha Esa. Yang lahir pertama kali adalah filsafat, yang
membahas hakekat segala sesuatu. Dari padanya lahirlah berbagai cabang ilmu
pengetahuan, oleh karna itu dalam semua ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri
dari filsafat itu akan dijumpai tokoh-tokoh filsafat kuno seperti, socrates,
plato dan aristoteles yang ikut mengembangkan fikiran dan penemuannya dalam
ilmu-ilmu tersebut sehinga tokoh-tokoh nanti akan dijumpai juga dalam
mempelajari psikologi serta cabang-cabang psikologi
Menurut Rosleny Marlianypsikologi dapat diartikan ilmu jiwa. Makna ilmu
jiwa bukan mempelajari jiwa dalam pengertian jiwa sebagai soul atau roh, tetapi
lebih mempelajari kepada gejala-gejala yang tampak dari manusia yang
ditafsirkan sebagai latar belakang kejiwaan seseorang atau spirit dari manusia
sebagai mahluk yang berjiwa
Menurut Dakin (1993) psikologilam adalah membahas tingkah laku manusia
dalam hubungan dengan lingkungan.
Menurut muhibbin syah (2001) psikologi adalah ilmu pengenthuan yang
mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu.
Psikologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sifat-sifat
kejiwaan manusia dengan cara mengkaji sisi perilaku dan kepribadiannya, dengan
pandangan bahwa setiap perilaku manusia berkaitan dengan latar belakang
kejiwaannya.
Sesungguhnya tiap-tiap orang perlu sekali mengetahui dasar Ilmu jiwa umum,
dalam pergaulan hidup sehari-hari, Ilmu jiwa perlu sebagai dasar pengetahuan
untuk dapat memahami jiwa orag lain. Kita dapat mengingat kembali sesuatu yang
pernah kita amati. Gambaran ingatan dari sesuatu pengamatan disebut tanggapan,
pemakalah disini akan mengupas habis tentang masalah tanggapan dan hal-hal yang
ada disekitarnya.
B. Perhatian
Perhatian diambil dan dimliki oleh pikiran, perhatian
tersebut dicerna dalam bentuk yang jelas dan tajam, pencernaan perhatiaan
tersebut salah satunya dapat dimungkinkan secara bersamaan atau banyak objek,
bisa disebut juga kereta pemikiran karena bisa diakukan berulang-ulang. Banyak
objek yang dimaksud yaitu banyak yang diperhatikan. Karena kita banyak
perhatian ke banyak objek maka kita akan setres.
Perhatian adalah perasaan tertariknya orang yang satu
terhadap orang yang lain. Perhatian timbul tidak atas dasar logis rasional,
melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses pengamatan.
Bahakan orang dapat tiba, tiba merasa tertarik kepada orang lain dengan
sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya
Perhatian dapat dirumuskan sebagai perasaan
tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Proses perhatian
kadang-kadang tidak berjalan atas dasar logis rasional, melainkan berdasakan
penilaian perasaan. Salah satu contohnya orang tiba-tiba tertarik dengan orang
lain, seakan-akan dengan sendirinya. Tertariknya ini tidak pada salah satu
cirri tertentu dengan orang itu, tapi keseluruhan cirri pola tingkah lakunya.
Proses perhatian dapat pula berjalan secara
perlahan-lahan secara sadar dan cukup nyata dalam hubungan dua atau lebih
orang. Misalnya hubungan cinta kasih antara manusia, biasanya didahului dengan
perhatian. Dengan demikian perhatian hanya akan berlangsung dan berkembang
dalam relasi kerja sama antara dua orang atau lebih, bila terdapat saling
pengertian.
Tokoh-tokoh teori individualism, Adam Smith (1759) dan
Herbert Spencer (1870) menerangkan Prinsip-prinsip perhatian untuk menerangkan
tindakan-tindakan yang semata-mata mengejar keuntungan sendiri atas dasar
pikiran, tetapi juga dikemudikan oleh perhatian terhadap orang lain, yang tanpa
itu sebenarnya kehidupan sosial itu tidak mungkin ada.
Adam Smithmembedakan dua bentuk dasar dari perhatian :
1.
Yang menimbulkan
respons yang cepat hamper seperti reflex. Misalnya : ketika kita melihat orang
dipukul tongkat dengan keras kita merasa ngeri melihatny, dan masih banyak lagi
contoh yang lainnya.
2.
Yang sifatnya lebih
intelektual kita dapat perhatian terhadap seseorang, meskipun kita tidak
merasakan sebagai yang ia rasakan. Kita akan mengucapkan syukur dan menyatakan
perhatian bila seseorang berhasil dalam usahanya, walaupun kita sendiri tidak
berhasil atau susah.
Menurut Herbert Spencer (1870) bahwa perhatian terdiri dari dua bentuk:
1.
Prespectively
presentative yang cepat seperti reflex
2.
Representative (yang
sadar refleksif).
Theodore Ribot [13] (1897) pengarang buku yang berjudul Psychology
of the Emotion, ia menekankan pada peranan perhatian yang dikatakan sebagai
a foundation of all social existence. Ribot
membagi perhatian menjadi 3, yaitu :
1.
Type primitive atau
otomatis, yang dapat diterangkan dengan
respon bersyarat.
2.
Refleksif, yang mana
seseorang sadar dalam dirinya terhadap keadaan jiwanya. Ia tahu, bahwa ia
merasa apa yang dirasakan orang lain, biarpun ia sendiri tidak mengalaminya.
3.
Type yang intelektual, yaitu rasa setia, rasa
toleran, dan philantropi: bentuk ini tidak diarahkan pada orang tertentu,
tetapi mempunyai corak-corak yang lebih umum dan abstrak.
Menurut Max Scheler perhatian
itu dibagi dalam delapan bentuk, yaitu:
1.
Einfuhlung, yaitu proses yang
primitif, proses refleks seperti yang dikatakan oleh smith, Spencer, Ribot, dan
lain-lain. Jika diterjemahkan dalam bahasa inggris mungkin dengan kata: empathy
yang menunjukan motor tiruan, yang tidak didasarkan padadasar pikiran.
2.
Meiteinander fuhlung. Yang menekankan pada
pengertian “perasaan spontan” yaitu kalau dua orang atau lebih bereaksi dengan
cara yang sama pada rangsangannya yang sama (misalnya reaksiyangdiberikan
penonton bioskop).
3.
Gefuhls anstechung. Menunjukan tertekannya
perasaan melalui induksi dan tidak sosial seperti mobs.
4.
Einsfuhlung.Yaitu kalau terjadi
pengamatn perasaan misalkan anak bermain boneka mengamati ibunya.
5.
Nachfuhlung. Ini lebih disadari dan
dibedakan seperti pernyataan: “saya tahu apa yang engkau rasakan”. Dalam hal
semacam ini kita dapat membedakan dengan jelas perasaan kita sendiri dengan
perasaan orang lain.
6.
Mitgefuhl. Yaitu bila orang dapat
dengan tepat menimbang perasaan orang lain dan biasanya menilainya secara
positif.
7.
Menshenliebe, yaitu kalau orang tidak hanya mengetahui keadaan jiwa orang lain tetapi
menaruh hormat kepadanya.
8.
Akomische Person und Gottes liebe, yaitu perhatian yang mistis yang menjadi dasar religi dan pandangan
hidup kesatuan jiwa denga Tuhan.
Jadi menurut Prof. F.
Patty dkk menyimpulkan bahwa perhatian harus bertumpu / fokus pada satu objek
agar perhatian tersebut dapat menghasilkan out put atau informasi yang jelas.
Dengan demikian kecepatan dan kemudahan menemukan informasi akan dapat
diperoleh.
C. Pengamatan
Pengamatan dalam
psikologi berarti dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara
lahiriah maupun secara batiniah. Misalnya pengamatan seorang anak laki-laki
untuk menjadi sama seperti ayahnya atau seorang anak perempuan untuk menjadi
sama dengan ibunya. Proses pengamatan ini mula-mula berlangsung secara tidak
sadar (secara dengan sendirinya) kemudian irrasional, yaitu berdasarkan
perasaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan dirinya yang tidak
diperhitungkan secara rasional, dan yang ketiga pengamatan berguna untuk
melengkapi system norma-norma, cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang
yang mengidentifikasi itu.
Menurut Agus
Sujantodalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum mengatakan bahwa pengamatan
dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera.
Mengamati sesuatu dengan menggunakan alat-alat indra kita. Yaitu :
1.
Indra pendengar.
2.
Indra penglihatan
3.
Indra pembau.
4.
Indra perasa atau
pengecapan.
5.
Indra peraba, Indra
keseimbangan.
6.
Indra perasa urat
daging (kinestesi).
7.
Indra perasa jasmaniah
(organis).
D. Tanggapan
Tanggapan adalah
gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamatiPenanggapan
itu umumnya ialah pengalaman kembali atau pengahajatan kembali bekas-bekas yang
diterima dahulu dari pengamatan, yang sekarang digambarkan kembali dalam
kesadaran. Jadi tanggapan ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan,
yang tinggal dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran ingatan.
Tanggapan erat
hubungannya dengan berfungsinya ingatan, ketetapan dan kejelasan. Tanggapan
tergantung pada derajat kompleksitas situmulus yang asli dan pada ketelitian
pengamatan indra, serta pada faktor ingatan yaitu:
1.
Tanggapan Reproduksi
Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan itu
menunjukkan pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang
memberikan suatu pengalaman sensoris atau pengamatan masa lalu. Setiap hal dari
pengindraan dapat terlibat. Suatu tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran,
penglihatan, suhu. Rasa sakit, penciuman, atau kinestesis.
Suatu tanggapan yang diiangat tentang pngalaman-pengalaman lalu cenderung
berbeda-beda dalam kejelasannya sesuai dengan kesederhanaa nya atau
kekompleksannya, dan juga sesuai dengan jumlah pengalaman mengenai situasi
pengindraan yang asli. Misalnya, tanggapan uang logam lima sen akan jauh lebih
jelas untuk sebagian besar orang-orang dari pada ruang tamu seorang teman.
2.
Tanggapan Imaginer
Tanggapan bukanlah selalu
hanya reproduksi pengalaman-pengalaman lalu. Banyak gambaran-gambaran mental
(Tanggapan) adalah hasil dari suatu syntese pengalaman-penglaman masa lalu, hal
ini disebut tanggapan imaginer yang berdasar kepada penglaman-penglaman lalu,
tetapi yang mengambil suatu bentuk baru dan dapat dianggap sebagai “Penemuan,
pembacaan hasil-hasil fiktif (khayalan dan arsitik) adalah contoh-contoh dari
jenis tanggapan ini. Mimpi malam dan siang hari meliputi tanggapan reprodukti
dan sintetis.
3.
Tanggapan Halusinasi
Unsur-unsur emosi mimpi
menjadi faktor-faktor yang kuat dalam perkembangan halusinasi. Tanggapan
halusinasi meliputi pembentukan gambaran-gambaran yang tak berhubungan dengan
kenyataan tetapi yang di proyeksi kepada dunia yang nyata. Dalam bentuk-bentuk
tartuntu gangguan emisional yang keras, misalnya, pasien dapat melapurkan
melihat malaikat atau mendengar suara-suaranya.
4.
Tanggapan Editis
Ada sementara orang yang sudah mengamati sesuatu mendapatkan tanggapan yang
sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail. Tanggapannya sangat terang
seterang pengamatan. Tanggapan semacam ini disebut Tanggapan Editis.
Menurut prosesnya, tanggapan berlainan dengan pengamatan. Ada perbedaan
antara pengamatan dan tanggapan diantaranya yaitu :
1.
Pengamatan masih
memerlukan perangsang, sedang tanggapan tidak lagi.
2.
Pengamatan memerlukan
tempat dan waktu tertentu, sedangkan tanggapan tidak lagi. Pengamatan lebih
jelas daripada tanggapan.
Adapun persamaan di antara tanggapan dan pengamatan. Persamaannya yaitu
keduanya berlangsung selama masih ada perhatian dan bersifat perseorangan.
Dengan indra kita dapat mengamati segala sesuatu. Sehingga di dalam
kesadaran kita tinggalah tanggapan. Karena itu kita dapat mengingat kembali apa
yang kita indra. Tiap-tiap orang mempunyai tanggapan sendiri-sendiri, biasanya
digolongkan menjadi beberapa tipe, diantaranya yaitu:
1.
Tipe visual. Artinya
orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang telah dilihatnya.
2.
Tipe auditif. Artinya
orang itu dapat mengingat dengan baik sekali bagi apa yang telah didengarnya.
3.
Tipe motorik. Artinya
orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang telah dirasakan
geraknya.
4.
Tipe taktil. Artinya
orang itu mempunyai ingatan yang baik buat segala yang telah dirabanya.
5.
Tipe campuran. Artinya
kekuatan tiap-tiap indera sama saja, dan mempunyai ingatan yang sama kuatnya
buat segala yang telah pernah di inderanya.
Dengan tanggapan kita dapat
mengasosiasi dan mereproduksi. Dalam artian mengasosiasi adalah sangkut paut
antara tanggapan-tanggapan dan saling mereproduksi. Sedangkan mereproduksi
adalah daya jiwa kita yang dapat menimbulkan tanggapan-tanggapan kesadaran kita
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang jiwa ,baik mengenai tingkah laku manusia dan binatang
baik yang dapat di lihat maupun yang tidak dapat di lihat secara langsung
maupun tidak langsung .psikologi juga membahas tentang ilmu jiwa mengenai
macam-macam gejalahnya,prosesnya maupun latar belakangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta :
Jakarta.
Ardhana, Sudarsono. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa
Umum. Usaha Nasional : Surabaya.
Marliany, Rosleny.
2010. Psikologi Umum. CV Pustaka
Setia : Bandung.
Sujanto, Agus. 2005. Psikologi Umum. Pustaka Bani Quraisy :
Bandung.
Patty MA, Prof. F. Dkk.1982. Pengantar Psikologi
Umum. Usaha Nasional : Surabaya.
By : M.Antariksa
bagus
BalasHapusKunjungi gudang Psikologi pendidikan dan perkembangan http://darsani1.blogspot.co.id/
good artikel
BalasHapus